Mengelola Keuangan Dengan Cara Menyenangkan

Middle Income class alias golongan ekonomi menengah jarang bahkan sedikit sekali yang bisa hidup beneran kaya seperti kaum hartawan  atau wealthy.

Dziiig… seperti kena tonjok  siang-siang pas denger  ucapan Aakar Abyasa Fidzuno, pakar perencana keuangan dari Jouska Financial.

Bukan, bukan karena sock tidak bakalan masuk golongan hartawan nantinya, tapi sebagian besar penjelasan Aakar benar  adanya.

Ciri-ciri kelas menengah ngehe (ini guyonan beken di dunia maya) sedikiiiiit mirip dengan saya dan suami.  Kerja di usia 20 tahun,  umur 30 th cicil rumah,  umur 50 cari menantu kaya (tapi yang sih ini  gak kita banget).

Menurut Aakar golongan ini hidupnya penuh drama banget makanya kadang susah naik kelas.  Suka  besar pasak daripada tiang.

Contohnya begini, misalnya biasanya cuma beli keju merk Prochiz (padahal keju oles Prochiz ini ajib banget deh kalo buat saus spaghetti Bolognese,  lebih creamy #salahfokus😆). Begitu naik gaji sedikit, belinya keju yang lebih mahal.

Atau yang lebih drastis lagi siap-siap ganti merk mobil yang lebih bagus. Bukannya tidak boleh, seharusnya bukan gaya hidup yang naik, tapi tabungan pendidikan untuk anak yang bertambah, misalnya.

Kalau sudah begini bagaimana? Perlu bantuan perencana keuangan? Hmmmm …. Untungnya saya ikut Gathering Kumpulan Emak2 Blogger   dengan #SinarmasMSIGLife pada tanggal 9 September 2017 di kawasan Karet Kuningan Jakarta Selatan.
Aakar Abyasa Fidzuno
KEB dan mas Aakar, saya yang paling heboh di belakang atas😗
Temanya asiik, bagaimana caranya kita terhindar dari masalah keuangan dan bagaimana caranya kita mengatur keuangan yang tepat dengan cara menyenangkan.

Yuuup setuju harus menyenangkan, apalagi buat saya yang gak mau diribetin sama hitung-hitungan yang bikin pening kepala.

#YukAturUangmu

Mulailah menghitung uang kita ada berapa, aset-aset yang kita punya apa saja, termasuk Utang,  salah satunya Utang kartu kredit kalau ada. 
Foto milik Jouska Financial
Kelar? Belum dong, sebaiknya bikin rekening berdua atau bersama, selain lebih mudah melihat dan mengontrol keluar masuknya uang, keinginan buat selingkuh cuma 1 persen hi....hi..... masa sih mas, kan kalau niatnya selingkuh masih bisa bikin rekening lain kan ya.

Dan yang paling penting anak kita dibikinin rekening sendiri khusus untuk dana pendidikannya. Sampai disini saya sudah mulai dapat gambaran, uangnya harus masuk di pos-pos apa saja.

Jadi mulai tentuin deh tujuan kita apa. Kalau saya sih simple,  punya rumah, kendaraan dan biaya pendidikan anak saya, yang hanya semata wayang, aman sampai dia selesai kuliah, minimal Strata satu (S I). 

Asuransi #SinarmasMSIGLife

Asuransi menurut Aakar menjadi fondasi dalam rumah tangga dan salah satu unsur yang penting.  Seperti asuransi kesehatan, pendidikan dan jiwa.

Ternyata banyak yang salah lo dalam memilih produk asuransi. Polis asuransi dimana nama tertanggung (individu yang di proteksi) adalah nama anak.

Ini merupakan kesalahan umum yang sering terjadi. Asuransi jiwa harusnya hanya dibeli oleh tertanggung yang memiliki nilai ekonomis. 

Sehingga jika terjadi resiko terhadap tertanggung, maka ada pengganti penghasilan untuk keluarga yang ditinggalkan untuk kurun waktu tertentu. 

Jadi tidak perlu lagi tuh beli asuransi banyak-banyak, cukup membeli 2 polis asuransi dengan tertanggung atas nama masing - masing tanpa membelikan untuk anak. Kita tidak harus menyediakan banyak dokumen dan kelengkapan data untuk melakukan proses claim.

Masih ingin mempertahankan polis - polis dengan premi mahal dengan pertanggungan kecil ?. Atau masih bingung mau memilih produk asuransi seperti apa yang sesuai kebutuhan dan dana keuangan kita?.

#SinarmasMSIGLife punya produk-produk asuransi yang kita butuhkan bahkan ada yang Syariah pula, seperti Asuransi Syariah  Traidisional .
https://www.sinarmasmsiglife.co.id/
http://www.sinarmasmsiglife.co.id/produk/prodPwrSaveSyariah 

Hidup bahagia dan sejahtera pastilah impian semua orang, hanya kadang jalan menuju kesana ada yang fokus ke satu tujuan ada yang belak belok tanpa arah.

Dari hasil seminar kemarin saya juga jadi tahu kalau arah yang kami (saya dan suami) ambil selama ini sudah lumayan benar. 

Kok lumayan sih, ya iyalah kami memang sudah memiliki rumah, kendaraan, sudah memiliki asuransi dan tabungan pendidikan, tapi setiap kali ada bonus atau kenaikan gaji, pasti sudah ada rencana mau jalan kemana, beli apa atau makan dimana.

Manusiawi ya, kan hidup harus seimbang, biarpun nantinya gak bisa menikmati jadi manusia tajir melintir alias Wealthy, minimal saran dari pakar keuangan seperti  Aakar Fidzuno, sudah kami jalankan, tidak besar pasak daripada tiang. Anda bagaimana?. 

Komentar

  1. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama sama mba siti faridah, semoga pengalaman sederhana saya bisa berguna

      Hapus
  2. Maaf komentar mba siti faridah terhapus tidak. Sengaja hiks, maklum gaptek, maaf ya mba

    BalasHapus

Posting Komentar